Halaman

Jumat, 04 Juni 2010

Memberi Makna Rutinitas

Suatu hari ketika sedang duduk santai, sebuah apel gugur dari dari rantingnya dan jatuh ke tanah tak jauh dari tempat Isaac Newton duduk. Apa implikasi dari kejadian sederhana tersebut? Sir Newton bisa saja tidak memperhatikan mengacuhkan apel yang jatuh tersebut. Namun sebaliknya, ia sangat menaruh perhatian pada momen itu dan memaknainya dengan sangat dalam dan serius. Berawal dari kejadian sederhana inilah muncul salah satu karya Newton tentang hukum gravitasi yang termasyur itu. Masih ada beberapa tokoh dunia lain yang menciptakan karya-karya besar yang diawali dengan kejadian-kejadian kecil di sekitar mereka.

Lantas bagaimana kaitan antara kisah di atas dengan kehidupan mahasiswa? Sebagaimana yang kita ketahui dan kita alami sendiri, kehidupan mahasiswa juga dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan dan peristiwa yang biasa kita sebut dengan rutinitas. Rutinitas yang umum dijalani antara lain adalah pergi ke kampus, mengerjakan tugas-tugas dari dosen, UTS dan UAS. Lain lagi jika ada yang mengikuti les tambahan, praktikum dan kegiatan organisasi intra maupun ekstra kampus. Tidak mengherankan jika mahasiswa sering merasa jenuh dan bosan di tengah perkuliahan dan kesibukan mereka, kehilangan arah dan semangat, merasa melakukan hal-hal yang sama dan tak berarti di tiap semesternya.

Kejenuhan bisa muncul karena melakukan hal-hal monoton secara terus-menerus. Dan seperti yang kita ketahui, hal-hal yang dilakukan secara terus-menerus akan mengurangi nilai guna dan kepuasannya (marginal utility dalam istilah ekonomi). Hal ini pulalah yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa. Mahasiswa telah mengalami pengurangan makna dalam setiap rutinitas yang mereka jalani. Tidak ada jalan keluar untuk menghadapi persolan tersebut selain kembali memberikan makna atas setiap rutinitas yang kita lakukan.

Memberi makna berarti menyertakan arah dan tujuan yang jelas dan yang ingin dicapai dalam setiap pekerjaan. Kita dapat memaknai bahwa setiap pelajaran dan tugas-tugas yang diberikan oleh kampus sebagai sarana untuk membuat kita lebih disiplin dalam mengerjakan tugas dan mempersiapkan kita dengan kesibukan yang lebih berat di dunia kerja. Kita bisa memaknai setiap hal-hal kecil yang kita kerjakan adalah untuk mempersiapkan diri kita untuk tangung jawab yang lebih besar yang akan diberikan kepada kita. Kita dapat memanai setiap kejadian di sekitar kita sebagaimana Sir Isaac Newton memaknai momen apel yang jatuh ke tanah. Dengan demikian apabila rasa jenuh dan bosan mulai muncul kita dapat mengingat kembali akan tujuan kita dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.

Kita tahu bahwa tanggung jawab besar tak akan diserahkan kepada kita jika kita tidak sanggup mempertanggungjawabkan hal-hal kecil yang dipercayakan kepada kita (Lukas 16:10). Karenanya sebagai mahasiswa kita jangan sampai kehilangan makna dalam setiap tugas dan tanggung jawab diberikan kepada kita guna mempersiapkan diri kita untuk pekerjaan yang lebih besar untuk terlibat langsung menghadapi permasalahan bangsa dan negara bahkan dunia ini.

Hidup mahasiswa !

-Henry J. Purba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar