Halaman

Senin, 17 Mei 2010

Hal Kegiatan Misi

Syaloom rekan – rekan pembaharu bangsa!!
Campus Concern akan mengadakan kegiatan misi kepada anak - anak jalanan di daerah aksara pada tanggal 23 Mei 2010. Adapun acara ini kami selenggarakan dalam rangka berbagi kasih bersama saudara – saudara kita yang kurang mampu. Mungkin selama ini kita hanya fokus pada daerah di sekeliling kita yaitu kampus. Kami tim kerja Campus Concern ingin mengajak kita semua untuk melihat lebih jauh lagi. Bukan hanya kampus yang harus kita perbaiki, melainkan generasi muda penerus bangsa juga harus kita perhatikan. Harapan kami saudara – saudara kita yang tidak seberuntung kita dapat merasakan kasih Kristus melalui kita dan semakin menguatkan tekad untuk tidak meninggalkan bangku pendidikan. Karena bangsa yang besar didukung oleh pemimpin – pemimpin yang terdidik dan bermoral. Jangan hanya menunggu peran pemerintah karena kita merasa hal – hal tersebut hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi lebih lagi hal ini juga merupakan tanggung jawab kita semua. Mari kita mulai dengan kegiatan yang sederhana dahulu. Semoga kita bisa melaksanakan kegiatan yang bisa menjangkau lebih luas lagi di masa yang akan datang.

Adapun rincian transaksi dana yang kami anggarkan adalah sebagai berikut:
Pemasukan
1. Sumbangan alumni Rp 600.000,-

2. Aksi mengamen Rp 300.000,-

3. KMK Rp 100.000,-
Total Rp 1.000.000,-

Pengeluaran
1. Bingkisan untuk anak jalanan berupa:
Buku isi 50 lembar
40 @ Rp 3.000,- Rp 120.000,-
Pulpen + pensil + penghapus
40 @ Rp 3.000,- Rp 120.000,-
Sabun
40 @ Rp 2.000,- Rp 80.000,-
Pasta gigi
40 @ Rp 3.000,- Rp 120.000,-
Sikat gigi
40 @ Rp 2.500,- Rp 100.000,-
Plastik pembungkus warna
40 @ Rp 1.500,- Rp 60.000,-

2. Kue (snack )
70 @ Rp 3.000,- Rp 210.000,-

3. Minuman
Aqua 2 kotak @ Rp 20.000,- Rp 40.000,-

4. Kotak pensil (pemenang games)
3 @ Rp 10.000,- Rp 30.000,-

5. Snack (pemenang games)
3 kelompok @ Rp 20.000,- Rp 60.000,-

6. Isolasi, double tape dan keperluan lain – lain Rp 30.000,-

7. Dana taktis Rp 30.000,-

Total Rp 1.000.000,-

Demikian rincian dana yang kami anggarkan. Kami sangat mengharapkan dukungan dari teman – teman serta para alumni baik dari segi dana maupun doa serta kehadiran teman – teman semua.

Untuk pengiriman bantuan dana dapat disampaikan melalui rekening BNI atas nama PRATIWI PRIMA EKASARI S dengan nomor rekening 0134430781 Bank BNI Cabang USU
Dan mohon konfirmasi ke nomor 081376367384.

Semoga apa yang kita rencanakan Tuhan izinkan dan dapat berjalan dengan semestinya.

Tuhan Yesus memberkati,

Tim Kerja
Campus Concern FE-USU

Minggu, 09 Mei 2010

BIOGRAFI YOHANES SURYA

Nama : Yohanes Surya
Lahir : Jakarta 6 November 1963
Isteri : Christina
Anak : Chrisanthy Rebecca Surya
Marie Felicia Surya
Marcia Ann Surya


Pendidikan

1968 – 1974 : SD Pulogadung Petang II Jakarta Timur

1974 – 1977 : SMPN 90 Jakarta

1977 – 1981 : SMAN 12 Jakarta

1981 – 1986 : Jurusan Fisika FMIPAUI dengan gelar Drs.

1988 – 1990 : Physics Dept. College of William and Mary, USA dengan gelar M.Sc.

1990 – 1994 : Physics Dept. College of William and Mary, USA dengan gelar Ph.D GPA 4.0


Pengalaman Kerja:

1986 1988 Guru fisika SMAK 1 Pintu Air

1988 1989 Teaching Assistant Physics Dept. College of William and Mary

1989 1993 Research Assistant Physics Dept. College of William and Mary

Pemimpin pusat pelatihan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), Karawaci sejak

ikut Olimpiade Fisika Internasional

1994 Researcher/Postdoc Continous Electron Beam Accelerator Facilities.

1995 1997 Peneliti Jurusan Fisika Universitas Indonesia

1998 2003 International Center for Physics and Mathematics Univ. Pelita Harapan

2003 2004 Dekan Fakultas Sains dan Matematika Univ. Pelita Harapan

2004 2005 CEO The Mochtar Riady Center for Nanotechnology and Bioengineering

(The Mochtar Riady Institute)

2005 Dewan penyantun (majelis wali amanah) Sekolah Tinggi Assalamiyah Banten.

2005 Professor Fisika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2007 Rektor Universitas Multimedia Nusantara

52 Publikasi Ilmiah

64 Makalah yang diseminarkan

68 Artikel fisika di majalah dan koran

28 Judul buku

29 Prestasi yang membanggakan dan mengharumkan bangsa

Delapan kali menjadi dewan juri


Yohanes Surya, Membuka jalan bagi Indonesia meraih Nobel


Yohanes Surya lahir di Jakarta pada tanggal 6 November 1963. Ia mulai memperdalam fisika pada jurusan Fisika MIPA Universitas Indonesia hingga tahun 1986, mengajar di SMAK I Penabur Jakarta hingga tahun 1988 dan selanjutnya menempuh program master dan doktornya di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat. Program masternya diselesaikan pada tahun 1990 dan program doktornya di tahun 1994 dengan predikat cum laude. Walaupun sudah punya Greencard (ijin tinggal dan bekerja di Amerika Serikat), Yohanes Surya pulang ke Indonesia dengan tujuan ingin mengharumkan nama Indonesia melalui olimpiade fisika (semboyannya waktu itu adalah “Go Get Gold”) serta mengembangkan fisika di Indonesia.


Pulang dari Amerika, disamping melatih dan memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), Yohanes Surya menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995 –1998). Dari tahun 1993 hingga 2007 siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains/Fisika Internasional. Pada tahun 2006, seorang siswa binaannya meraih predikat Absolute Winner (Juara Dunia) dalam International Physics Olympiad (IphO) XXXVII di Singapura.


Sejak 2000, Yohanes Surya banyak mengadakan pelatihan untuk guru-guru Fisika dan Matematika di hampir semua kota besar di Indonesia, di ibukota kabupaten/kotamadya, sampai ke desa-desa di seluruh pelosok Nusantara dari Sabang hingga Merauke, termasuk pesantren-pesantren. Untuk mewadahi pelatihan-pelatihan ini Yohanes Surya mendirikan Surya Institute. Surya Institute kini sedang membangun gedung TOFI center yang akan menjadi pusat pelatihan guru maupun siswa yang akan bertanding di berbagai kejuaraan sains/fisika. Ia juga pencetus istilah MESTAKUNG dan tiga hukum Mestakung, serta pencetus pembelajaran Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan).


Selain sebagai penulis, Yohanes Surya juga sebagai narasumber berbagai program pengajaran Fisika melalui CD ROM untuk SD, SMP dan SMA. Ia juga ikut memproduksi berbagai program TV pendidikan diantaranya “Petualangan di Dunia Fantasi”, dan “Tralala-trilili” di RCTI. Di luar aktifitasnya di atas, Yohanes Surya berkiprah dalam berbagai organisasi internasional dengan menduduki posisi strategis Selama berkarir di bidang pengembangan fisika, Yohanes Surya pernah mendapatkan berbagai award/fellowship antara lain CEBAF/SURA award AS ’92-93 (salah satu mahasiswa terbaik dalam bidang fisika nuklir pada wilayah tenggara Amerika), penghargaan kreativitas 2005 dari Yayasan Pengembangan Kreativitas, anugerah Lencana Satya Wira Karya (2006) dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai wakil Indonesia dalam bidang pendidikan untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush. Pada tahun 2007, beliau menulis buku "Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia" yang mendapatkan penghargaan sebagai penulis Best Seller tercepat di Indonesia. Dan tahun 2008 mendapat award sebagai Pahlawan Masa Kini pilihan Modernisator dan majalah TEMPO

Yohanes Surya adalah guru besar fisika dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Ia pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan. Kepala Promosi dan Kerjasama Himpunan Fisika Indonesia (2001-2004), juri berbagai lomba sains/matematika (XL-com, L’oreal, UKI dsb), anggota Dewan Kurator Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah, salah satu founder The Mochtar Riady Institute, anggota Dewan Wali Amanah Sekolah Tinggi Islam Assalamiyah Banten dan kini Prof. Yohanes Surya menjabat sebagai Rektor Universitas Multimedia Nusantara (Kompas Gramedia Group) serta aktif mengkampanyekan Cinta Fisika (Bali Cinta Fisika, Kalbar Cinta Fisika dsb) diseluruh Indonesia.

"Bila Yohanes Pembatis mempersiapkan jalan bagi Yesus, maka Yohanes Surya membuka jalan bagi Indonesia meraih Nobel," katanya.

KISAH HIDUP JONATHAN PARAPAK

Perjuangan Untuk Mencapai Cita-cita

Masa kecil Jonathan Parapak banyak diwarnai kehidupan sekitar hutan di tempat tugas ayahnya, Kanaka’ Palinggi. Mulai dari ketika ia masih dalam kandungan ibunya, Ny. Sule Palinggi. Ketika itu ayahnya bertugas sebagai pegawai Jawatan Kehutanan di desa terpencil yang hanya mungkin dijangkau dengan berjalan kaki atau naik kuda yakni Desa Limbong, Rongkong, Kecamatan Salu Tallang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Keluarga Kanaka' Palinggi, semula adalah pemeluk agama suku yang dalam bahasa Toraja disebut Alukta (Aluk Todolo). Kemudian keluarga itu memutuskan untuk masuk agama Kristen di Rongkong sebelum Limbong lahir. Limbong sendiri baru dibaptis pada 1949, dan diberi nama baptis Jonathan, yang dalam keluarga dipanggil Nathan.

Sekolah bagi Nathan, merupakan perjuangan berat karena jarak yang harus ditempuh, faktor ekonomi dan keamanan, baik di desa maupun sesudah pindah ke kota kecil Rantepao. Seusai jam sekolah ia giat menggembalakan kerbau, ikut bekerja di sawah, dan juga melaksanakan berbagai tugas dalam keluarga. Nathan mulai sekolah pada umur 7 tahun di Desa Ulusalu, kemudian pindah ke Desa La'bo'. Kemudian ke kota kecil Rantepao. Untuk sedikit meringankan beban ekonomi, jiwa wiraswastanya mulai muncul saat masih di SMP. Dalam skala amat kecil, ia berdagang ayam, pisang dan gula-gula (permen). Keadaan sekolah cukup memprihatinkan. Tidak ada guru tetap, semua adalah pengerahan tenaga mahasiswa (PTM), ruangan kelas dibentuk dari aula yang dipinjam. Nathan belajar di SMA di Rantepao sampai kelas II. Untuk kelas III, oleh kakak ipar ia diantar ke Makassar untuk menyelesaikan pelajaran di SMA Negeri Bawakaraeng. Selepas dari SMA, Nathan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada waktu yang bersamaan ia mengikuti proses seleksi beasiswa Colombo Plan. Ternyata Nathan terpilih dan ia bersama beberapa mahasiswa lainnya berangkat ke Australia, November 1961. Nathan yang tidak pernah hidup dalam rumah yang diterangi listrik sampai pindah ke asrama di Makassar, memberanikan diri mengambil jurusan listrik arus lemah (telekomunikasi). Nathan menyelesaikan studinya tepat waktu dengan hasil yang cukup baik. Sehingga ia diterima melanjutkan studi pada strata II, Program Master of Engineering Science, yang diselesaikan tepat waktu pula.

Kembali ke Indonesia

Berbekal ilmu yang diperoleh di universitas dan pengalaman kerja di berbagai bidang, Nathan kembali ke Indonesia pada September 1969. Semula ia berharap untuk mengabdi di lingkungan Perumtel (PT Telkom waktu itu), namun akhirnya ia bergabung tahun itu juga dengan Indosat (PMA), anak perusahaan International Telegraph & Telephone (ITT). Sebuah perusahaan yang dibentuk atas kerjasama AS-RI di bidang telekomunikasi. Karirnya di lingkungan Indosat, dimulai dari bawah, menarik kabel, memelihara perangkat komunikasi, menginstalasi perangkat telekomunikasi, dan pimpinan proyek stasiun bumi, sistem komunikasi kabel laut. Hingga dalam waktu relatif singkat meningkat ke jajaran manajemen sampai ia menjadi pimpinan Indosat (PMA-ITT) pada usia yang masih sangat muda. Selama Indosat masih berada di lingkungan ITT dengan Kantor Pusat di New York, Parapak mendapat kesempatan belajar dan membuktikan bahwa ia bisa memimpin perusahaan yang berteknologi canggih, berskala intemasiona1. Ia ikut merintis pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut ASEAN, Sistem Komunikasi Kabel Laut ke Timur Tengah, Eropa dan Australia. Ia segera mendapat kesempatan mewakili perusahaan di berbagai pertemuan dan konferensi internasional, seperti di International Telecommunication Union (ITU), di Intelsat (International Satellite System), Inmarsat (International Maritime Satellite System). Ia pun menjadi figur internasional yang diperhitungkan dan diundang sebagai pembicara di berbagai konferensi dan seminar. Tidak lama ia menduduki posisi puncak di Indosat (ITT), pada tahun 1980 pemerintah memutuskan untuk membeli seluruh saham Indosat. Keputusan Pemerintah Indonesia ini sangat mengejutkan ITT, karena kontraknya seharusnya sampai tahun 1989. Sebagai Pimpinan Puncak (Managing Director), Parapak menghadapi dilema, kepentingan nasional atau kelanjutan kontrak (perjanjian) yang sah. Parapak mengambil posisi bahwa kepentingan nasional, keputusan pemerintah harus didahulukan. Namun pembelian seyogianya dilaksanakan dengan dasar win-win agar citra bangsa tetap terpelihara. Parapak sangat terlibat dalam seluruh proses negosiasi yang akhirnya dapat mempengaruhi manajemen ITT untuk menerima keputusan Pemerintah. Parapak bekerja keras siang malam, antara Jakarta dan New York. Akhirnya dalam waktu singkat dicapai kesepakatan harga yang dinilai adil untuk kedua belah pihak.

Indosat Jadi BUMN

Pada akhir 1980, resmilah Indosat menjadi BUMN penyelenggara telekomunikasi internasional. Pada akhir kesepakatan antara ITT dan Pemerintah Indonesia, Parapak ditawari jabatan penting di ITT, dan pada waktu yang sama diminta oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menjadi Direktur Utama Indosat (BUMN) yang pertama. Parapak tanpa ragu-ragu memilih untuk menjadi Dirut Indosat (BUMN), walaupun gaji dan remunerasi yang ditawarkan jauh lebih rendah. Di bawah kepemimpinannya, Indosat mengalami transformasi manajemen, kultur perusahaan, pengembangan sumber daya manusia. Indosat maju pesat dan mendapat perhatian para pengamat dan para ahli manajemen, telekomunikasi nasional dan internasional. Sehingga dalam waktu singkat Indosat menjadi salah satu BUMN terbaik di Indonesia dan berulangkali memperoleh penghargaan nasional dan intemasional. Di Indosat, masalah pendidikan dan latihan sangat diberi prioritas sehingga profesional muda pun, kalau dinilai siap, diberi tanggung jawab. Ia sendiri menjadi pimpinan puncak pada saat berumur 36 tahun. Di Depparpostel, ia gigih mendukung pembaruan, perluasan dan penyempurnaan pendidikan dan latihan. Ia ikut mendirikan Akademi Pariwisata di Medan dan Makassar. Ia menggagas program beasiswa untuk pendidikan telekomunikasi dan teknologi informasi.

Sekjen Depparpostel

Parapak menjadi pimpinan puncak di Indosat sampai tahun 1991, pada saat itu ia diminta oleh Pemerintah melalui Menteri Susilo Soedarman menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Depparpostel). Kembali Parapak tanpa ragu menerima tawaran tersebut wa1aupun gaji dan remunerasi sangat kecil dibanding apa yang diperoleh sebagai Dirut Indosat. Ia pun tidak mempersoa1kan golongan yang diberikan, hanya III D, walaupun diberi pangkat lokal IV D. Semua itu ia syukuri dan terima sebagai kesempatan untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Parapak menjadi Sekjen Depparpostel hampir 8 tahun, suatu periode yang cukup lama, mendampingi empat menteri, yaitu almarhum Susilo Soedarman, Joop Ave, A. Latief dan Marzuki Usman. Salah satu aspek yang selalu mendapat perhatian khusus Parapak adalah pengembangan sumber daya manusia. Tampaknya pengalaman pribadinya sangat berperan dalam memotivasinya untuk memajukan sebanyak mungkin anak bangsa.

Peran di Masyarakat

Parapak merupakan pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Pelayanan Mahasiswa, Perkantas. Di bidang kegiatan dan pelayanan Gerejani, ia juga memrakarsai beberapa yayasan, antara lain ia adalah sa1ah satu pendiri dan Ketua Yayasan Damai Sejahtera untuk Pelayanan dan Kesaksian, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pembaca Alkitab. Ia Ketua Dewan Penasihat PIKI (Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia), Ketua Dewan Penyantun STT Jakarta, Ketua Dewan Penyantun STT Rantepao.
Menikah dengan gadis dari Australia

Nathan tidak hanya berhasil menuntut ilmu di Negeri Kanguru, tapi ternyata juga akhirnya ia mempersunting gadis dari Australia. Menurut penuturannya, ia berkenalan dengan Anne Atkinson melalui persekutuan Kristen di Universitas Tasmania. Mereka bersama melayani sebagai pengurus di kampus dan dalam pelayanan lainnya. Bibit perkenalan di Australia itu berkembang menjadi cinta. Yaitu setelah beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1970, Anne bertugas sebagai sukarelawati ke Indonesia, dan menjadi dosen sastra Inggris di Universitas Padjadjaran Bandung. Akhirnya mereka menikah 4 Desember 1971, setelah Anne merasa dapat tinggal di Indonesia. Perkawinan itu dikaruniai tiga anak, semuanya perempuan, yaitu Esther, Lise, dan Kathryn. Semua anak sudah menikah.

Satu hal yang perlu digarisbawahi tentang Parapak, yakni kemampuannya mengatur waktu sehingga pelayanan, pertisipasi dan bahkan kepemimpinannya dalam berbagai organaisasi atau lembaga selalu maksimal. Itu sebabnya ia merasa heran kalau ada orang yang menolak pelayanan atau tugas dengan alasan sibuk. Ia memang telah membuktikan dirinya sebagai sosok yang mampu melakukan penatalayanan waktu yang diberikan Tuhan kepadanya secara bertanggung jawab.
Latar belakangnya sebagai orang desa yang akhirnya mengarungi dunia intemasional, tidak membuatnya lupa akan keakrabannya dengan alam, sesama maupun Tuhannya. Bahkan, semua pengalaman dan pemahaman itu membuatnya menjadi manusia yang berimbang. Ia mampu membangun sikap yang seimbang terhadap alam dan teknologi, terhadap sesama manusia dan terhadap Tuhan Allahnya.

Biografi Bapak Jonathan Parapak

Nama : Jonathan Limbong Parapak, M.Eng.Sc
Lahir : Rantepao, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 12 Juli 1942
Agama : Kristen Protestan
Isteri : Anne B. Parapak
Anak : Esther Parapak, Lise Parapak, Kathryn Parapak

Alamat :Jl. Teuku Umar 14, Menteng, Jakarta 10350.


PENDIDIKAN:
1949- 955 SD di Rantopao
1955-1958 SMP di Rantepao
1958-961 SMA Negeri I (Teladan), Makasar (Ujung Pandang)
1962-1966 University of Tasmania, Australia (disamakan Sarjana Teknik)
1967-1968 Pasca Sarjana di Universitas Tasmania Tamat dengan gelar "Master of Engineering Science" (M.Eng.Sc).
1984 Lemhannas dengan mendapat 'Wibawa Seroja Nugraha (peserta dengan nilai tertinggi)

PENDIDIKAN KHUSUS
Mei-Juni 1975 University of Syracuse New York (Diploma: Dynamic Management for International Executives).
Oktober 1978 ITT-Communications Group New York (Diploma: Marketing)
1981 Penataran Type A P-4 (Ranking 1)
1995 Penataran Manggala P4
1970-Sekarang : Mengikuti berbagai seminar manajemen telekomunikasi, komputer, informasi dan pariwisata.

PENGALAMAN KERJA
1966 : Telecoms Australia sebagai "Radio Installation Engineer"
1967-1968 : Research Laboratories-Telecoms Australia dalam kerja sama dengan University of Tasmania, Research untuk Master Degree
1968-1969 : Telecoms Australia sebagai Microwave System Design Engineer .
1969 1970 : IMC Engineer -PT.Indosat Jakarta
1971-972 : Station Engineer -PT. Indosat Jakarta 1973- 1975 : System Engineer -PT. Indosat Jakarta
1975-1977 : Manager Operations & Engineering PT. Indosat
1978-Jan. 1980 : Director Operation & Engineering PT. Indosat
1976-980 : Member ofthe Board ofDirectors PT. Indosat
1980-1991 : Direktur Utama PT. Indosat
1991-1999 : Komisaris Utama PT. Indosat
1991-1998 : Sekretaris Jenderal Departemen Parpostel
1998-1999 : Sekretaris Jenderal Departemen Parsenibud
1987-1991 : Komisaris Utama PT.Gratika Nusantara
1988-1991 : Komisaris PT. Lintas Arta
1985-1990 : Anggota Dewan Gubernur Intelsat mewakili ASEAN
1988-1989 : Vice Chairman Intelsat Board of Governors
1989- 990 : Chairman, Intelsat Board of Governors
1988-1992 : Chairman ITU World Plan for Asia and Oceania
1989-1991 : Member High Level Committee ITU (International Telecommunication Union)
1991-1999 : Pembina Koperasi Pegawai Dep. Parpostel
1991 : Ketua Panitia Konperensi negara-negara OKI di Bandung
1993- 1999 : Komisaris Utama PT. INTI-BPIS
1995- 1999 : Anggota Dewan Riset Nasional
1994-1996 : Ketua Tim Interdep dan Evaluasi KSO
1995-1998 : Ketua Tim Interdep dan Evaluasi PCN/PCS/PHS
1993 -Sekarang : Ketua Yayasan Pedidikan Teknik Indonesia
1995- Sekarang : Ketua Yayasan Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi dan Informasi
1996-1997 : Chairman First World Telecommuniactions Policy Forum-ITU, Geneva
1997-1999 : Anggota MPR.
2000-sekarang : Charman/Preskom beberapa perusahaan di lingkungan LIPPO-AcrossAsia Multimedia (Indonesia).

PENGABDIAN DI UI DAN LEMHANAS
1970-1980 : Dosen Luar Biasa di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia dalam mata kuliah Teknik Telekomunikasi dan Tugas Sarjana
1976-1979 : Ketua Departemen/Kabinet Elektronika/ Telekomunikasi, Anggota Senat Fakultas Teknik 1985 -19995 : Dosen Lemhannas (Anggota Kelompok Kerja Sismennas Lemhannas)
1996 -Sekarang : Ketua Dewan Penasehat Program S2 Telekomunikasi Universitas Indonesia

PENGABDIAN LAIN
Pembina KORPRI Unit PT. Indosat 1981- 1991
Ketua KORPRI Dep. Parpostel/Parsenibud 1992- 199
Ketua Umum Ikatan alumni Australia 1988 -1992 dan Ketua dewan
pembina 1992 -sekarang
KetuaBidang Pengembangan Ikatan Alumni Lemhannas 1985- 1991
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia 1986- 1991
Ketua Departemen Data dan Informatika Pengurus Pusat KADIN 1989-1991
Anggota Dewan Pertimbangan KADIN 1989-1991
Pembina Yayasan Kebudayaan dan Pengembangan Pariwisata Toraja dan Yayasan Pendidikan Tongkonan
Wakil Ketua Umum-Seminar Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL) 1987 tentang Sistem Ekonomi Nasional Indonesia
Ketua Umum Seminar IKAL 1988 tentang Sistem Politik Demokrasi Pancasila
Ketua Umum Seminar IKAL tentang Sistem Sosial Budaya Indonesia yang mendukung Strategi Jangka Panjang Tahap II 1989
Ketua Umum Seminar IKAL 1990 tentang Wawasan Nusantara dan Ketahanan N asional dalam Pembangunan N asional
Ketua Umum Seminar IKAL tentang Pembinaan Sumber Daya Nasional untuk Meningkatkan Ketahanan Nasional dalam Era Kebangkitan Nasional II
Anggota kelompok kerja/Pengkajian Sistem Manajemen Nasional Lemhannas.
Ketua II Ikatan Profesi Komputer dan Informatika (IPKIN) 1989-1991
Sekretaris Tim Pengembangan dan Pendayagunaan Sistem Informasi Nasional (TP2SIMNAS)
Wakil Ketua TP2 Simnnas mulai 1989-1992
Ketua Yayasan Pendidikan Teknik Indonesia 1994- sekarang

PENGHARGAAN
Terpilih oleh ITT Quality Council (calon-calon dari seluruh dunia) untuk menerima Ring of Quality 1976 sebagai penghargaan “Prestasi yang sungat menonjol”
Setya Lencana Pengabdian Indosat 20 tahun,1989
Dianugerahi Setya Lencana Pembangunan oleh Negara RI pada tahun 1985
Satya Lencana Dwidya Sistha-Lemhannas 1990
Dianugerahi Bintang Jasa Utama 17 Agsutus 1992
Penghargaan Pembina Koperasi 1996.

KARYA TULIS:
(1) Berbagai makalah di bidang elektronika telekomunikasi dan informatika yang diterbitkan/disampaikan pada pertemuan di dalam dan di luar negeri.
2) Thesis Master di University ofTasmania.
3) Karya tulis di Lemhannas ‘Sistem Informasi manajemen Nasional’ yang
kini mulai diangkat ditingkat nasional misalnya TP2SIMNAS.
4) Berbagai makalah di bidang Manajemen, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi yang diseminarkan dan diterbitkan di dalam dan luar negeri.

Sabtu, 08 Mei 2010

PROGRAM KERJA CAMPUS CONCERN FE USU SEMESTER I 2010

Program kerja yang disepakati:

1. DISKUSI

Dasar Pemikiran :

Perlunya mengembangkan wawasan mahasiswa ekonomi akan persoalan-persoalan yang diangkat dalam diskusi.

Kuantitas : 6 kali

1. Diskusi 1

Tema : ORGANISASI EKSTRA DAN INTRA KAMPUS SERTA TEKNIK PERSIDANGAN

Tanggal : 29 Januari 2010

Narasumber : aktif / pernah aktif di PEMA & HMD, mahasiswa

Daniel Hutabarat & Yosafat

Kuantitas : 40 orang

Sasaran :

a) Peserta diskusi dapat lebih mengenal dan mengetahui peran dan fungsi organisasi ekstra dan intra kampus FE.

b) Peserta dapat ambil bagian dalam organisasi ekstra dan intra kampus.

c) Peserta diskusi dapat mengetahui dan memahami tata cara persidangan yang benar.

d) Peserta diskusi dapat mengaplikasikan teknik persidangan dalam suatu persidangan yang diikuti.

2. Diskusi 2

Tema : KONDISI DAN KUALITAS FAKULTAS EKONOMI

Tanggal : 5 Februari 2010

Narasumber : Saorlin Siagian

Kuantitas : 20 orang

Sasaran : Mahasiswa lebih mengetahui kondisi birokrasi, kinerja dosen, perilaku mahasiswa, serta sistem administrasi kampus.

3. Diskusi 3

Tema : ANALISIS KONTEMPORER PEREKONOMIAN INDONESIA 1

Tanggal : 19 Februari 2010

Narasumber : 2 orang (alumni / orang ekonomi & mahasiswa)

· Alumni (Pj. Tabitha Sitinjak)

· Mahasiswa (Candra Lubis, Franky Sinurat, Henri Purba, Januar Samuelson Ghea)

Kuantitas : 30 orang

Sasaran :

a) Peserta diskusi memahami sistem ekonomi RI.

b) Peserta diskusi memahami pengaruh sistem ekonomi Indonesia terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia.

4. Diskusi 4

Tema : ANALISIS KONTEMPORER PEREKONOMIAN INDONESIA 2

Tanggal : 26 Februari 2010

Narasumber : disamakan dengan diskusi 3

Kuantitas : 30 orang

Sasaran : Peserta diskusi memahami / mengetahui kondisi terakhir ekonomi RI dalam menghadapi era globalisasi. (strategi Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas.)

5. Diskusi 5

Tema : BADAN HUKUM PENDIDIKAN

Tanggal : 16 April 2010

Narasumber : CC UNIMED (Januar Pasaribu, Hendro), KDAS (Randy, Edward),Suara USU

(sharingkan hanya membukakan bukan mempengaruhi.)

Kuantitas : 20 orang

Sasaran : Peserta diskusi dapat lebih memahami BHP & dampaknya terhadap dunia pendidikan, khususnya USU. (Pengaruh BHP terhadap perkuliahan).

6. Diskusi 6

Tema : MENGENAL LEMBAGA PENEGAK HUKUM RI & PERADILAN INDONESIA

Tanggal : 30 April 2010

Narasumber : Ricky Tampubolon, Sahat Pakpahan atau Juppa Marolop Sihaloho

Kuantitas : 20 orang

Sasaran : Peserta lebih mengenal atau memahami lembaga-lembaga penegak hukum & peradilan di Indonesia.

2. TRAINING MENULIS

Dasar pemikiran : Perlunya mengasah kemampuan menulis peserta.

Tanggal : 12- 13 Maret 2010

Narasumber : Oscar Siagian

Kuantitas : 20 orang

Sasaran :

a) Peserta dapat mengetahui dan memahami teknis pembuatan tulisan yang benar.

b) Peserta dapat menuangkan aspirasinya melalui tulisan.

3. EKSPOSISI TOKOH

Dasar Pemikiran : Perlunya mengenal lebih dekat tokoh-tokoh Kristen yang berpengaruh bagi Indonesia.

Tokoh : Jonathan Parapat dan Yohanes Surya

Tanggal : 12 Februari 2010

Narasumber : Esni Naibaho

Kuantitas : 20 orang

Sasaran :

a) Peserta semakin mengenal karya hidup tokoh Kristen yang diangkat dalam materi.

b) Peserta dimotivasi melalui karya hidup tokoh tersebut.

4. TULISAN

Dasar pemikiran : Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa.

Waktu pelaksanaan : Saat kebaktian kampus dan moment khusus.

Kuantitas : 1 kali dalam 2 minggu

(wajib bagi tim kerja dan anggota inti untuk mengumpulkan tulisan saat intern.)

Sasaran :

a) Pembaca memahami tujuan yang terdapat dalam tulisan.

b) Pembaca terbuka wawasannya mengenai masalah yang dibahas dalam tulisan.

5. JAM DOA

Dasar Pemikiran : Perlunya menyediakan waktu khusus untuk berdoa secara korporat bagi pelayanan CC, kondisi bangsa dan negara.

Kuantitas : 2 kali

a) Jam Doa 1

Pengantar : PAULUS

Tanggal : 5 Maret 2010

Narasumber : Diharapkan mahasiswa.

· Laju Sianturi

· Hendri

· Rolis

· Jhonni

Kuantitas : 20 orang

b) Jam Doa 2

Pengantar : DOA YANG MENGUBAHKAN

Tanggal : 21 Mei 2010

Narasumber : Dewi Siagian

Kuantitas : 20 orang

6. AKSI SOSIAL

Dasar Pemikiran : Perlunya berbagi kasih kepada sesama.

Tanggal : 10 April 2010

Penaggungjawab : Seluruh anggota CC

Pelaksana : Tim Aksi

Kuantitas : Kondisional

Sasaran : Sesama bisa merasakan kasih dan ukuran tangan sebagai lambang kepedulian AKK FE terhadap lingkungan sosial.

7. NEW’S LETTER

Dasar Pemikiran : Perlunya wadah bagi mahasiswa Kristen FE untuk menyalurkan aspirasinya.

Perlunyai sarana sosialisasi CC bagi mahasiswa Kristen FE.

Penanggung jawab : Tim kerja CC

Pelaksana : Tim Khusus (yang pertama dibantu Tabitha Sitinjak)

Isi : Opini, artikel, puisi, agenda, dokumentasi, kutipan, salam redaksi, info kegiatan.

Publikasi : Setiap awal bulan – mulai Februari

Kuantitas : Min. 30 Eksemplar

Sasaran :

a) Membukakan pola pikir mahasiswa Kristen FE mengenai masalah-masalah yang dibahas dalam new’s letter.

b) Mahasiswa FE dapat lebih kritis dan peduli terhadap masalah-masalah di tengah kampus, bangsa dan negara.

8. PERTEMUAN INTERNAL

Kuantitas : 1 kali seminggu.

Waktu pelaksanaan : Setiap hari Selasa, pkl. 16.00

Tempat : Jalan Terompet 29, Medan

Kuantitas : Dihadiri oleh seluruh tim kerja dan anggota inti CC.

Sasaran :

a) Tim kerja dan anggota inti saling membukakan kondisi dan berbagi informasi dan saling mendoakan.

b) Membahas sejauh mana pelaksanaan program kerja.

9. PEMUTARAN FILM

Tanggal : 7 Mei 2010

Tema : Sosial

Pilihan Judul : 1. Sang Pemimpi

2. Soe Hok Gie

3. dll

10. PEMBENTUKAN PANITIA CROSS COUNTRY